PENERAPAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKURIKULER YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN GUNA MENCIPTAKAN PELAJAR PANCASILA DI SMP NEGERI 12 TASIKMALAYA

PENERAPAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKURIKULER YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN GUNA MENCIPTAKAN PELAJAR PANCASILA  
DI SMP NEGERI 12 TASIKMALAYA

Oleh : Eman Suhaeman
Kepala SMP Negeri 12 Tasikmalaya


Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan wadah dan kegiatan bagi anak sekolah yang sangat efektif dalam menerapkan karakter peserta didik, karena anak sekolah akan belajar banyak dari mulai organisasi, pembiasaan, sampai menyalurkan bakat mereka yang harus dieksplor dan diasah terus menerus.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa baik kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Selain itu, untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler memberikan gambaran bagaimana karakter siswa dibangun secara baik.

Kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki beberapa fungsi, yaitu mengembangkan kemampuan dan kreativitas pelajar sesuai dengan potensi, bakat, dan minat. Ekstrakurikuler juga memiliki fungsi sosial, yakni untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa. Juga untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan bagi siswa yang menunjang proses perkembangannya. Pada akhirnya, kegiatan ini berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir siswa.

Melihat fungsi kegiatan ekstrakurikuler di atas, jelas bahwa kegiatan ini mengandung unsur-unsur yang dapat membangun karakter siswa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengetahui potensi dan bakat yang ada di dalam dirinya serta belajar mengembangkan bakat serta potensi tersebut secara baik.

Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah diharapkan sekolah mampu membentuk karakter siswa sesuai dengan bakat dan minat siswa itu sendiri. Karakter bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya, di mana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.

Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah dari keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik. Jadi, pendidikan karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgen untuk dilakukan. Namun, selama ini banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter.

Jika kita peduli akan peningkatan mutu lulusan siswa, maka kita sebagai pendidik dan orang tua hendaknya senantiasa mengaplikasikan pendidikan karakter siswa di situasi apapun, di manapun, dan kapanpun siswa berada. Tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia untuk memajukan kualitas anak bangsa sebagai penerus bangsa.

Dalam hal ini SMP Negeri 12 Tasikmalaya ingin menciptakan karakteristik sebagai sekolah yang berwawasan lingkungan sebagai salah satu upaya menciptakan “Pelajar Pancasila”. Karakteristik tersebut tertulis dalam visi dan misi sekolah. Sebagai sekolah yang berwawasan lingkungan, yaitu : “Berdasarkan Iman dan Taqwa, SMP Negeri 12 Tasikmalaya Mewujudkan Peserta Didik Yang Berkarakter, Berpprestasi, Trampil dan Mandiri, Serta Berwawasan Lingkungan”

Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain atau tabiat. Sekolah sebagai bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran sesuai tingkatannya. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan atau proses mendidik. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Depdiknas, 2008).

Wawasan adalah pandangan sedangkan lingkungan adalah bulatan yang melingkari dan hidup adalah masih terus ada , bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya(tentang manusia, hewan , tumbuh-tumbuhan) dalam Kamus Umum Bahasa

Pendidikan berwawasan lingkungan hidup merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam memandang terhadap kesatuan manusia, hewan , tumbuh-tumbuhan , yang masih terus ada bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya.

Di sekolah ini, siswa dididik dan diajar agar terbangun karakter cinta lingkungan hidup. Proses pengajaran dan pendidikan dilakukan secara teoritis maupun praktik. Pendidikan secara teoritis dilakukan dengan mengimplementasian materi dan praktek lingkungan hidup ke dalam program semua ekstrakurikuler yang ada. Sedangkan secara praktik melalui pembudayaan seperti budaya membuang sampah pada tempatnya, piket kelas, petugas 7K, budaya menempatkan sampah pada tempatnya, budaya hemat air dan listrik, adanya area bebas rokok, budaya menghindari corat coret bukan pada tempatnya, budaya menanam, memelihara tanaman yang ada di lingkungan sekolah. dan lain sebagainya. Proses mendidik dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam waktu yang cukup lama. Dengan proses tersebut siswa akan paham arti pentingnya lingkungan hidup. 

Keteladanan dari tenaga kependidikan dalam tindakan mencintai lingkungan tidak kalah pentingnya dalam proses pembentukan karakter. Melalui pendidikan, pengajaran dan keteladanan, karakter siswa terbangun sehingga sikap dan tindakan cinta lingkungan hidup dilakukan dengan penuh kesadaran.

Dengan demikian, pendidikan berwawasan lingkungan hidup yang diperoleh siswa akan mampu membangun karakter cinta lingkungan. Pendidikan yang dilaksanakan secara berkesinambungan akan semakin memperkuat karakter siswa sampai kelak dewasa. Kondisi demikian memberikan harapan yang besar untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.

Cinta kebersihan dan lingkungan Penanaman rasa cinta kebersihan ini ditunjukkan pada dua hal, yaitu menjaga kebersihan terhadap diri sendiri dan kebersihan terhadap lingkungan. Kebersihan terhadap diri sendiri dimaksud agar membentuk pribadi yang sehat dan jiwa yang kuat. “Mensana Incorpore Sano” , di dalam tubuh yang sehat (bersih) terdapat jiwa yang kuat. Sehingga apabila anak dalam kondisi yang sehat dan jiwa yang kuat maka anak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Sedangkan, penanaman rasa cinta kebersihan terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sekolah mulai dari jalan, halaman, hingga kelas terbebas dari debu dan sampah. Pembuatan jadwal piket di tiap kelas, agenda bersih-bersih bersama seminggu sekali, ataupun lomba kebersihan lingkungan sekolah adalah contoh lain yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah sebagai upaya menanamkan rasa cinta kebersihan terhadap lingkungan. Dengan lingkungan yang bebas sampah inilah tercipta udara yang segar dan lingkungan belajar yang mendukung Kejujuran merupakan investasi yang sangat berharga dan modal dasar bagi terciptanya komunikasi yang efektif dan hubungan yang sehat. Anak sebagai pribadi yang jujur dan peka terhadap berbagai rangsangan yang berasal dari lingkungan luar dapat memiliki hubungan yang harmonis dan komunikasi yang baik terhadap orang lain. Dari hubungan seperti ini akan tercipta rasa saling percaya di antara keduanya. Pada masa sekolah inilah idealnya guru menanamkan nilai kejujuran pada anak-anaknya. Peduli Peduli merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan yang membutuhkan. Kepedulian anak dapat ditanamkan di sekolah melalui berbagai cara. Misal saat ada teman kelas yang sakit maka bisa saling berembug untuk menjenguk atau bisa juga mengumpulkan uang dari teman-teman satu kelas kemudian dibelikan sesuatu sebagai bawaan saat menjenguk temannya sebagai wujud kepedulian. Dengan adanya sikap peduli yang melekat dalam diri anak sejak dini maka akan disenangi oleh banyak teman. Dan saat si anak tiba-tiba sedang dalam keadaan sulit pasti akan ada yang mau mengulurkan tangan dan segera membantunya. Nasionalis Cinta tanah air atau nasionalis adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Karakter nasionalis dapat ditanamkan melalui beberapa hal, diantaranya melalui upacara bendera, menghormati tokoh bangsa dengan berziarah ke makamnya, berjuang sepenuh jiwa dan raga untuk mengharumkan bangsanya, serta cara yang lainnya. Dengan ditanamkannya sikap nasionalis ini, saat dewasa terjadi ancaman terhadap negaranya ia akan menjadi orang yang rela berkorban dan berani memposisikan diri di barisan paling depan demi menjaga dan menyelamatkan negara tercintanya. Melalui penanaman kelima karakter di lingkungan sekolah ini, harapannya anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan intelektual dan cara bersikap (attitude) yang prima. Menjadi pribadi yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang tinggi saja tentu tidak cukup, anak juga harus dibekali dengan sikap atau karakter yang baik.

Dengan penerapan karakter siswa selain dalam pembelajaran intrakurikuler dengan melalui melalui Ekstrakurikuler agar siswa merasa tidak terikat dengan ruang kelas, komunitas kelas artinya mereka punya komunitas baru dari kelas lain yang memiliki kemiripan bakat, karakter, ide, gagasan dll. Dari hal tersebut maka akan muncul keberanian mengemukakan pendapat, tidak menggantukan diri pada orang lain, dll. Hal tersebut sesuai dengan program pemerintah dalam hal ini Mendikbud yaitu Kebijakan Merdeka Belajar yang bertujuan untuk membentuk Pelajar Pancasila. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ciri-ciri pelajar Pancasila adalah :

  1. Beriman, bertaqwa, dan berakhlak. "Di sinilah moralitas, integritas, spiritualisme yang menjadi komponen,", merupakan hasil dari pendidikan karakter.
  2. Pelajar kreatif yang memiliki kemampuan berkarya, kemampuan untuk menemukan jalan-jalan yang tidak konvensional, mampu beradaptasi terhadap perubahan dan juga berinovasi.
  3. bergotong-royong, kemampuan kompetensi berkolaborasi dan bekerja sama sebagai suatu tim.
  4. berkebhinekaan. Mempunyai rasa hormat terhadap perbedaan, mencintai keberagaman nasional kita, mempunyai spirit nasionalisme yang tinggi, dan saling mencintai sesame.
  5. Bernalar kritis, memecahkan permasalahan, berpikir secara kritis, memproses informasi secara kritis, dan juga kemampuan berpikir secara terstruktur dan kuantitatif.
  6. Pada profil yang keenam adalah kemandirian kemampuan. Siswa yang independen dan secara mandiri mencari ilmunya sendiri.

Profil Pelajar Indonesia Pancasila ini merupakan implementasi dari Program Penguatan Pendidikan karakter yang merupakan mandat Presiden yang lantas dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari upaya melahirkan pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter baik memiliki peran yang penting dalam membangun karakter siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, siswa dapat menumbuhkan sikap cinta Tuhan, tanggung jawab, toleransi, rela berkorban, displin, menghargai sesama, gotong royong, dan sebagainya. Diharapkan agar siswa menyadari pentingya kegiatan ekstrakurikuler, sehingga dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan baik demi menjadi pribadi yang berahklak mulia. Selain itu, diharapkan pihak sekolah pun mampu menyadari peran kegiatan ekstrakurikuler demi membangun karakter siswa dengan mengadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung perkembangan siswa dan terwujudnya Pelajar Pancasila.

 

Eman Suhaeman

SMP Negeri 12 Tasikmalaya

 

#CerdasBerkarakter 
#ArtikelBerkarakter 
#DKTPenguatanKarakte

Posting Komentar

0 Komentar